Realita Cinta - ( Memaafkan Belum Tentu Melupakan )

by - September 23, 2015



     Hujan mulai turun. Lagi. Membuat kenangan itu menyelinap masuk kembali dipikiranku. Kenangan yang indah namun berakhir menyakitkan. Hujannya deras, sederas air mata kala itu. Mungkin jika tidak diakhiri, aku akan semakin tersiksa. Tanpa sadar, air mata itu berlinang, berlandas di pipiku. Aku menghela napas panjang. Berusaha membuat diriku lebih tenang, dan melupakan segala rasa sakit.

     Aku masih seorang diri disebuah kafe yang khusus menyediakan minuman. Duduk di sebuah kursi kayu dengan meja kecil ditemani satu kursi kosong di depanku, sengaja, karena ada seseorang yang aku tunggu. Sambil menunggu pesanan datang, pandanganku masih ke arah hujan di luar sana. Tidak ada pembatas kaca atau jendela. Pintunya pun tidak ada. Hanya pembatas kayu dan tiang di sana. Udara dingin mulai terasa, menyerap kedalam tulang-tulangku, meyergap jari-jariku, memaksa untuk menyembunyikannya dibalik jaket yang aku kenakan.

     Di depanku terlihat dua sejoli yang sedang asik bercengkrama. Aku yakin ada cinta diantara mereka. Kaos yang mereka pakai couple, dan mereka tidak canggung untuk saling membelai dan mencubit nakal di pipi mereka satu sama lain. Aku tersenyum simpul melihat tingkah mereka yang lucu dan kekanak-kanakan. Ya mereka pasangan yang terlihat masih muda sekali. Kalau aku mengira, masih 16 tahunan. Di sisi lain aku melihat seorang perempuan mengenakan celana jeans selutut, dengan kaos lengan pendek yang duduk sambil membaca buku. Tak lama pelayan mengantarkan minuman pesanannya, ada dua. Namun sepertinya pemilik minuman satunya belum datang, namun perempuan itu terlihat santai, tidak ada raut sedih ataupun cemas. Selebihnya tidak ada lagi, mungkin karena hujan deras, pembelinya pun sepi.

     Jalanan di depan kafe ini juga tidak begitu ramai. Hanya terlihat kendaraan berlalu lalang, dan warung-warung tenda di pinggir jalan. Para penjual yang sedang gundah menunggu dagangannya terjual mulai khawatir tidak ada pembeli. Ternyata, rezeki tidak kemana, selang beberapa menit orang-orang sudah mulai kelaparan, mobil dan motor-motor itu beralih menepi, satu dua orang yang datang memakai payung pun juga ikut masuk ke warung tenda tersebut.


Dan aku sendiri... masih menunggu..

Continue...




Continuation Of The Beginning..


     Di tempat yang sama, Aku masih menunggu.. bersamaan dengan itu, sejenak aku teringat. Dia yang hadir tanpa aku inginkan. Dia datang tanpa salam, menyusup di dalam sebuah hubungan. Mengapa masih ada manusia seperti itu? Aku menghela napas panjang. Mencoba lebih tegar dari sebelumnya. Wajahnya masih terbayang di ingatan, terlihat lugu, namun tak berperasaan. Rasa sakit ini masih melekat di dalam hati. Luka yang dia buat belum sembuh, mungkin akan membekas. Mencoba memaafkan dia, tetapi masih terasa berat untuk melupakan. Mengapa aku hanya kecewa pada dia? Bukan padanya? Jawabannya hanya, tidak ada ikan jika tidak ada umpan. Tidak akan ada seseorang menghampiri jika tidak ada seorang lain yang menaruh hati. Sudah rahasia umum, ada kalanya rasa itu luluh karena sebuah masalah. Namun akan rusak jika bertemu dengan orang yang salah.

     Dia.. yang mengaku seorang sahabat, bukan mencoba menyatukan kembali hubungan yang sedang jatuh, justru membuatnya semakin rapuh, dan dia lupa jika ada hati yang menunggu di tempat lain. Dia tidak peduli. Dia egois. Dia hanya seorang yang serakah. Dibutakan oleh rasa sayang dan cinta? Atas dasar apa berkata sayang? Atas dasar apa mengatakan cinta? Secepat itukah? Sedangkan tidak memikirkan orang lain? Rasa sayang yang dia katakan tidak sebanding dengan apa yang sedang aku jalani selama ini. Cinta itu memang tidak pernah salah. Tetapi orang yang menaruh cinta dan sayang itu terkadang keliru. Tidak semua rasa sayang dan cinta dapat dia miliki seutuhnya. Pada akhirnya cinta akan kembali pada yang seharusnya memiliki. Dia hanya mendapatkan harapan kosong yang dibuatnya sendiri. Dia hanya memulai yang pasti diakhiri. Dia hanya seorang yang tak berperasaan. Dia sedang menunggu karmanya. Dia tidak pernah berpikir jauh jika dia ada di posisiku yang sudah dibodohi.

     Aku mempertahankan bukan karena memaksa, bukan karena egois. Aku memberinya pilihan. Aku atau Dia? Dan yang dipilihnya adalah Aku. Dia sakit? Tidak sebanding dengan yang aku rasa kemarin. Seolah-olah dia datang sebagai pahlawan penolong, pemberi perhatian, dan nasehat yang menyejukkan. Namun ternyata dia hanya seorang penghancur.

     Jika kalian adalah manusia berhati nurani. Laki-laki maupun perempuan. Jangan pernah sekali saja hadir diantara mereka. Ada mereka yang sudah dan sedang membangun cerita cintanya menjadi sebuah tujuan yang sakral. Kalian pun tidak ingin memiliki hubungan yang di rusak bukan? Sebelum kalian menyayangi seseorang, sayangilah dahulu dirimu sendiri. Jangan sampai kalian hanya menerima sebuah karma. Terkadang seseorang memaafkan, namun belum tentu melupakan. Aku akan terus berusaha untuk melupakan. Terus dan terus. Dan memulai dengan hari yang baru. Tanpa bayang-bayang itu lagi.

“Yang perlu kita ketahui bersama, cinta sejati, pasti akan bersatu lagi. Aku percaya kekuasaan-Nya atas cinta dua insan adalah benar dan nyata. Seberapa kuat mereka dipisahkan, pasti akan selalu kembali. Aku mengalami dan sedang menanti.”

Suprises in life.. 

     Tak lama seseorang itu datang, lamunanku lenyap, aku melihatnya. Melihat tatapannya yang dahulu aku kenal. Ada sesuatu yang ia bawa, dibalut dengan kertas coklat. Sebuah buket bunga. Anggrek, warnanya ungu, dan aku menyukainya. Tidak hanya pada bunga, namun pada seseorang yang sedang membawa bunganya. Ia semakin dekat, aku berdiri, menyambut kedatangannya, berhadapan saling bertatap, membalas senyumnya. Tangannya menggapai tanganku. menggenggamnya erat. Kini dia kembali. Aku selalu menyukainya, mengaguminya, dan menyayanginya. Tanpa alasan, Yang aku tahu, karena kuasa-Nya, tidak ada alasan untuk aku berhenti mencintainya. Saat ini dan seterusnya.









With Love,

Rhialita



Shawl : Womenneed | Shoes : Diadora

Photo By Andre Widiyanto

Location : Yogyakarta

You May Also Like

0 komentar

Rhialitage