Sehangat Senja

by - February 13, 2017

Menjadi berbeda bukan berarti berubah.  Setiap orang pasti punya keinginan untuk berbeda dari hal yang sebelumnya. Yang sebelumnya malas menjadi rajin. Yang sebelumnya tidak bisa mau belajar. Lalu yang belum berhijab menyempurnakannya menjadi muslimah sesungguhnya. Bicara soal hijab saat ini bukan hal yang sulit. Dulu, wanita berhijab ibarat sulit bergerak. Banyak pekerjaan yang tidak menerima wanita berhijab lantaran dibilang kurang menarik. Atau menuntut keseragaman yang dibuat pihak perusahaan itu sendiri. Sekarang,  justru hijab khususnya di Indonesia berkembang sangat pesat. Perusahaan swasta sampai instansi pemerintah tidak mempermasalahkan wanita berhijab lagi untuk masuk di dalamnya. Tidak hanya itu, public figure, artis,  bintang iklan,  sampai model ternama saat ini kebanyakan sudah rata-rata berhijab. MashaaAllah.


Ingat sekali,  pertama kali berhijab itu nazar saat lulus Sekolah Menengah Pertama. Kalau lulus Ujian Nasional dan masuk SMA Negeri,  aku akan langsung berhijab.  Alhamdulillah Allah mengabulkan,  dan tentu akupun memenuhi nazarku. Alhamdulillah,  sampai sekarang tidak pernah melepasnya lagi. Tidak akan kecuali untuk suami. Sebenarnya sebelum Ujian Nasional pun selalu ada keinginan untuk berhijab walaupun hijab saat itu bukan hal yang sedang tren. Entah kenapa belum mantap. Ada aja alasannya,  salah satunya belum punya jilbabnya. Alasan klasik aku waktu itu. Mamahku juga berhijab, tapi tidak pernah memaksakan anaknya untuk hal itu. Tapi tiba-tiba ketika membuat nazar itu hati yakin gitu aja. Engga kepikiran lagi belum ada kerudung,  atau takut engga betah terus dilepas nantinya. Allah Maha Besar,  niatku disempurnakan oleh-Nya dengan lulus dengan nilai yang mampu masuk ke salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di kota Jakarta, walaupun hanya setahun lalu pindah ke kota Bandung. "Nikmat mana lagi yang akan kau dustakan?" :)

Pertama kali berhijab itu,  pakai iner topi dan kerudung segi empat punya mamah. Masih ingat sekali warnanya coklat. Setengah jam melihat diri sendiri di depan cermin. Senyum-senyum sendiri sampai mikirin respon orang-orang yang kenal sama aku nantinya waktu itu. Tapi,  Bismillahirrahmanirrahim. Waktu itu pendaftaran ulang masuk SMA. Semua teman-teman SMP yang diterima di SMA yang sama denganku rata berkomentar. Ada yang bilang jadi beda,  ada yang bilang lebih feminin, ada yang bilang tambah cantik. Alhamdulillah. Mulai dari sana aku lebih percaya diri dan meyakinkan hati "Aku harus istiqomah".

Kata siapa kalau mau berhijab harus perbaiki dulu akhlaknya??  Menurutku itu kurang bijaksana. Yang menilai akhlak kita baik atau buruk seseorang itu adalah Allah,  bukan orang lain atau diri sendiri. Semua orang termasuk aku itu melewati banyak proses. Jangankan dulu waktu memulai, sekarang saja serasa masih kurang. Masih harus belajar belajar dan belajar lebih banyak lagi. Jadi mau kapan dimulai? :)

Bicara soal akhlak itu terlalu tinggi untuk aku pribadi. Yang aku tahu,  sudah berani memulai yang baik saja itu sudah bagus. Nah,  seterusnya bertahap dan menikmati prosesnya, susah maupun senang. Itu intinya! Karena ini bukan sekedar keinginan, tapi kewajiban. Kalau melanggar lampu apil pasti ditilang kan?  Apalagi yang ini??

Selanjutnya Allah yang menilai.  Biarlah orang berkata apa. Oooo manusia tiada yang sempurnaaa.. *lho kok jadi nyanyi? * :'D

Tahapan demi tahapan selama kurang lebih 8 tahun sudah aku lalui. Khususnya gaya hijab. Mulai dari hijab bergo (langsung pakai),  segiempat,  kerudung lilit,  pashmina,  shawl,  sampai sekarang hijab instan dan syar'i yang lebih modern. Sekarang modelnya udah banyak banget sampai pusing lihatnya. Haha. Balik lagi kepada diri kita masing-masing cocoknya kemana. Menurutku itu tergantung selera masing-masing muslimah, tapi inti sebenarnya harus yang menutupi aurat, rapi dan sopan. Jangan sampai menjadi perhatian/mengundang mata kaum lawan jenis.

Akupun sadar, dari waktu ke waktu harus bisa lebih memperhatikan soal pakaian. Apalagi sekarang sudah menjadi seorang istri. Suamiku termasuk orang yang memperhatikan apa yang aku pakai. Jadi kalau beli ini itu harus sepengetahuan dan izin sang suami. Sampai make up aja dikomentarin. Luar biasa suamiku. Jujur aku memang masih mempertahankan celana. Karena bagiku celana sangat nyaman. Itu penting. Cuma memang lagi belajar untuk lebih mengutamakan memakai yang berbahan kain dan lebih longgar. (Tidak menutup kemungkinan celana jeans masih aku kenakan juga ya, asalkan pintar menyiasatinya.)

Oke. Seperti yang aku pakai pada postingan kali ini. Beberapa minggu lalu, Ibu mertuaku memberikan satu stel atasan dan celana kulot dengan corak yang sepertinya khas kalimantan. Wah alhamdulillah rezeki engga kemana deh.

Balik lagi, Celana kulot ini dipadukan dengan atasan polos model lengan terompet yang katanya lagi hits di dunia fashion muslim. Keduanya pun memiliki bahan yang tidak menerawang. Jadi aman untuk dipakai seorang muslimah. Warna peach yang hangat berpadu dengan nuansa coklat yang redup dan ada sedikit sentuhan biru dan merah, membuat tampilan menjadi lebih anggun. Cocok juga untuk menghadiri acara formal. Tampilan kali ini aku sebut dengan "Sehangat Senja".


#Tipsnya, jika mengenakan celana kulot, gunakan sandal atau sepatu dengan hak (tidak harus terlalu tinggi) agar bagian kaki terlihat lebih berisi dan jenjang.

Berhijab bukan soal lebih dulu bersihkan hati,  tapi harus dimulai. Soal hati InshaaAllah mengikuti.  Selain itu, Bukan karena orang lain tapi karena Allah.  Bukan harus sempurna tapi bertahap.  Akupun masih bertahap untuk menuju syar'i (lebih baik lagi). Aku juga sedang memulai,  namun semuanya berproses. Namanya juga belajar bukan? Yang terpenting adalah bukan langsung 10. Tapi naik saja dulu ke angka 1, pasti Allah akan menuntun kita ke angka selanjutnya. Bismillah, pasti bisa.

Jika kita bisa sedingin malam, pasti kita juga bisa sehangat senja, yang cantik dan sedap dipandang.

Bukankah itu kodrat wanita? Tentu saja,  asalkan jangan berlebih-lebihan. Mengikuti perkembangan tren/mode? Boleh sekali, asalkan masih dalam koridornya (tidak melanggar syariat). Itu yang aku tanamkan pada diriku pribadi. Tetap menjadi diri sendiri. Karena seperti yang aku bilang di awal tadi, berbeda bukan berarti berubah. Bagaimana denganmu cantik? :)











Hatur nuhun sudah berkunjung,  Semoga bermanfaat ya. :)



With Love, 

Rhialita


Lensed by Andre Widiyanto


You May Also Like

0 komentar

Rhialitage